Echidna, Mamalia Bertelur yang Penuh Misteri dari Australia dan Papua Nugini

coachfactoryoutletonlinestorez.net – Di tengah hutan belantara Australia dan dataran tinggi Papua Nugini, hidup makhluk kecil yang tampak seperti perpaduan antara landak, semute, dan reptil purba. Namanya echidna — satu dari hanya dua mamalia di dunia yang bertelur. Bersama platipus, echidna membentuk kelompok langka yang disebut monotremata, bukti hidup bahwa evolusi kadang memilih jalan yang sangat tidak biasa.

Asal Usul dan Klasifikasi

Echidna termasuk dalam famili Tachyglossidae, dengan empat spesies yang masih hidup:

  • Echidna berparuh pendek (Tachyglossus aculeatus) — paling umum, tersebar luas di Australia.
  • Tiga spesies echidna berparuh panjang (Zaglossus) — hanya ditemukan di Papua Nugini, terancam punah.

Fosil menunjukkan bahwa leluhur echidna sudah ada sejak 50 juta tahun lalu, jauh sebelum kanguru atau koala berevolusi. Mereka adalah relik hidup dari masa ketika mamalia masih bereksperimen dengan cara bereproduksi.

Ciri Fisik yang Unik

Ciri Deskripsi
Duri Terbuat dari keratin, panjang 5–6 cm, berfungsi sebagai pertahanan.
Paruh Bukan paruh burung, tapi moncong panjang tanpa gigi, penuh sensor elektro untuk mendeteksi mangsa.
Lidah Panjang hingga 18 cm, lengket, bisa bergerak 100 kali per menit.
Kaki Kuat untuk menggali, dengan cakar melengkung seperti sekop.
Ekor Sangat pendek, hampir tak terlihat.

Ketika terancam, echidna akan menggali tanah dengan cepat dan meninggalkan hanya durinya di permukaan — seperti tank berduri versi mini.

Siklus Hidup yang Ajaib

1. Musim Kawin (Juli–September)

Echidna biasanya soliter, tapi saat musim kawin, beberapa jantan akan mengikuti satu betina dalam “kereta kawin” — barisan panjang yang bisa berlangsung berminggu-minggu. Betina memilih pasangan terkuat.

2. Bertelur

Sekitar 3–4 minggu setelah kawin, betina bertelur satu butir telur berukuran kacang (sekitar 1,5 cm). Telur ini lunak, berkulit seperti reptil.

3. Kantong Sementara

Betina mengembangkan kantong di perutnya (yang tadinya tidak ada!) untuk mengerami telur selama 10 hari. Setelah menetas, bayi echidna — yang disebut puggle — tetap di kantong hingga tumbuh duri (sekitar 2–3 bulan).

4. Menyusui tanpa Puting

Echidna tidak punya puting susu. Susu keluar dari kelenjar susu di kulit perut, dan puggle menjilatnya langsung. Susu echidna kaya lemak dan antibodi, mirip susu marsupial.

Adaptasi Luar Biasa

Metabolisme Super Hemat

  • Suhu tubuh: 30–32°C (terendah di antara mamalia).
  • Bisa bertahan 1 bulan tanpa makan.
  • Saat torpor (hibernasi dangkal), detak jantung turun dari 150 ke 4 kali per menit.

Sensor Elektro di Paruh

Paruh echidna memiliki reseptor listrik yang mendeteksi medan listrik lemah dari otot semute/rayap di bawah tanah — teknologi “radar” alami!

Taji Beracun (Jantan)

Taji di kaki belakang jantan mengeluarkan racun yang bisa melumpuhkan hewan kecil. Fungsinya? Kompetisi antar jantan, bukan pertahanan.

Ancaman dan Konservasi

Meski echidna berparuh pendek masih umum, echidna berparuh panjang di Papua Nugini terancam kritis karena:

  • Perburuan untuk daging dan duri (dipercaya sebagai jimat).
  • Hilangnya habitat hutan.
  • Anjing liar dan kendaraan.

Upaya konservasi:

  • Program breeding di kebun binatang Australia.
  • Pelacakan GPS untuk mempelajari perilaku di alam liar.
  • Edukasi masyarakat adat tentang pentingnya echidna.

Fakta Menarik Tambahan

  • Bisa berenang — sering terlihat menyeberangi sungai atau bermain di pantai.
  • Umur panjang — hingga 50 tahun di penangkaran (rekor: 45 tahun di Sydney Zoo).
  • Tidak pernah tidur nyenyak — otaknya tetap aktif bahkan saat torpor.
  • Nama “echidna” berasal dari mitologi Yunani — monster setengah ular, setengah wanita. Ironis, karena echidna asli justru sangat pemalu!

Echidna bukan sekadar “landak aneh”. Ia adalah jendela ke masa lalu mamalia, bukti bahwa alam tidak selalu mengikuti aturan yang kita pahami. Dari bertelur seperti reptil, menyusui seperti mamalia, hingga bertahan hidup dengan metabolisme super hemat — echidna adalah karya seni evolusi.

“Jika alam punya laboratorium, echidna adalah salah satu eksperimen paling suksesnya.”

Saat Anda berkunjung ke Australia, jangan lupa membawa teropong dan kesabaran. Mungkin, di balik semak kering, seekor echidna sedang menggali sarang — atau hanya sedang tidur siang dengan gaya khasnya: setengah terkubur, duri menjulang, dan paruh menempel di tanah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *