coachfactoryoutletonlinestorez.net – Low Earth Orbit (LEO) adalah wilayah orbit di sekitar Bumi yang terletak pada ketinggian antara 160 hingga 2.000 kilometer di atas permukaan Bumi. Orbit ini menjadi pusat aktivitas luar angkasa modern, dari satelit komunikasi hingga Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang LEO yang perlu kamu ketahui:
1. Dekat dengan Bumi, Cepat Bergerak
Satelit di LEO bergerak sangat cepat, dengan kecepatan sekitar 27.000 km/jam, memungkinkan mereka mengelilingi Bumi dalam waktu 90 hingga 120 menit per orbit. Karena jaraknya yang relatif dekat dengan Bumi, LEO ideal untuk pengamatan Bumi, komunikasi, dan internet berkecepatan tinggi seperti yang ditawarkan oleh konstelasi satelit Starlink.
2. Rumah bagi Stasiun Luar Angkasa
Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengorbit di LEO pada ketinggian sekitar 400 km. Orbit ini memungkinkan astronot untuk melakukan penelitian ilmiah, menguji teknologi, dan mengamati Bumi dari luar angkasa. LEO juga menjadi tujuan utama misi antariksasa berawak karena biaya peluncuran yang lebih rendah dibandingkan orbit yang lebih tinggi.
3. Penuh dengan Satelit
LEO adalah wilayah yang paling ramai dengan satelit. Ribuan satelit, termasuk satelit komunikasi, penginderaan jauh, dan CubeSats, beroperasi di orbit ini. Namun, kepadatan ini juga menimbulkan tantangan, seperti risiko tabrakan antar satelit dan masalah sampah antariksa.
4. Masalah Sampah Antariksa
LEO menghadapi ancaman serius dari sampah antariksa, seperti satelit yang sudah tidak aktif, pecahan roket, dan serpihan kecil lainnya. Menurut data terbaru, lebih dari 27.000 objek dilacak di LEO, dan jumlah ini terus bertambah. Upaya mitigasi, seperti desain satelit yang dapat terurai atau misi pembersihan, sedang dikembangkan untuk mengatasi masalah ini.
5. Keunggulan untuk Internet Global
Konstelasi satelit seperti Starlink dari SpaceX dan OneWeb memanfaatkan LEO untuk menyediakan internet broadband global. Karena jaraknya yang lebih dekat ke Bumi dibandingkan satelit geostasioner, latensi sinyal di LEO jauh lebih rendah, biasanya di bawah 30 milidetik, menjadikannya ideal untuk aplikasi real-time seperti panggilan video dan gaming online.
6. Orbit yang Tidak Abadi
Satelit di LEO tidak bertahan selamanya. Gesekan dengan atmosfer Bumi, meskipun sangat tipis, menyebabkan satelit kehilangan ketinggian secara perlahan. Tanpa dorongan berkala, satelit akan kembali masuk ke atmosfer dan terbakar dalam beberapa tahun, tergantung pada ketinggian orbitnya.
7. Biaya Peluncuran yang Lebih Murah
Peluncuran ke LEO jauh lebih hemat biaya dibandingkan ke orbit yang lebih tinggi seperti Medium Earth Orbit (MEO) atau Geostationary Orbit (GEO). Ini menjadikan LEO pilihan utama bagi perusahaan rintisan antariksa dan negara-negara dengan anggaran terbatas untuk meluncurkan satelit.
8. Pengamatan Bumi yang Optimal
Satelit di LEO sangat efektif untuk memantau cuaca, bencana alam, dan perubahan lingkungan. Resolusi gambar yang tinggi dari ketinggian rendah memungkinkan pengumpulan data yang sangat rinci, yang digunakan dalam pemetaan, pertanian, dan respons bencana.
Low Earth Orbit adalah tulang punggung ekosistem antariksa modern, mendukung komunikasi, penelitian, dan eksplorasi. Namun, dengan meningkatnya aktivitas di LEO, pengelolaan orbit ini menjadi semakin penting untuk memastikan keberlanjutan aktivitas luar angkasa di masa depan. Dengan teknologi yang terus berkembang, LEO akan tetap menjadi pusat inovasi antariksa.